Setelah lebih dari tiga dekade meninggalkan tanah kelahirannya, pengusaha Suriah Ghassan Aboud akhirnya kembali menarik perhatian publik dalam negeri. Pria kelahiran Idlib tahun 1967 ini dikenal luas sebagai salah satu diaspora Suriah paling sukses di kawasan Teluk dan Australia, dengan portofolio bisnis yang merentang dari otomotif hingga hospitalitas. Kembalinya Aboud ke kancah bisnis Suriah ditandai dengan pengumuman sejumlah proyek investasi ambisius di wilayah yang masih berjuang memulihkan diri dari perang.
Dalam sebuah pernyataan resmi melalui laman pribadinya, Ghassan Aboud menyebut bahwa keputusannya kembali ke pasar Suriah merupakan bagian dari visi kemanusiaan dan tanggung jawab moral terhadap tanah kelahirannya. Ia mengungkapkan bahwa seluruh vonis dan tuduhan hukum yang pernah dijatuhkan kepadanya semasa pemerintahan Bashar Al-Assad telah dicabut. Tak tanggung-tanggung, vonis tersebut mencapai 72 keputusan, mulai dari hukuman mati, penyitaan aset, hingga denda dalam jumlah fantastis.
Aboud menilai bahwa vonis tersebut merupakan bentuk balas dendam politik terhadap sosok independen yang menolak tunduk kepada otoritas lama. Ia mengaku meninggalkan Suriah tahun 1992, saat usianya masih 25 tahun, tanpa jejak bisnis besar kecuali sebuah kebun zaitun dan bengkel mobil kecil di Idlib. Di luar negeri, Aboud membangun imperium bisnisnya dari nol dan kini memimpin konglomerasi multinasional Ghassan Aboud Group yang bermarkas di Uni Emirat Arab.
Portofolio Ghassan Aboud Group mencakup sektor otomotif, logistik, supermarket, katering, media, hingga hotel bintang lima. Salah satu unit bisnisnya, Ghassan Aboud Cars & Spare Parts, tercatat sebagai eksportir mobil terbesar di kawasan Teluk, sementara lini hospitalitasnya, Crystalbrook Collection, memiliki beberapa hotel mewah di Australia. Media Orient TV yang didirikannya pun menjadi salah satu saluran berita independen Suriah yang berani mengkritik rezim Assad.
Kini, usai vonis-vonis lama dihapuskan, Ghassan Aboud bergerak cepat menyusun investasi besar di dalam negeri. Salah satu langkah awalnya ialah menunjuk Ammar Martini, seorang pegiat kemanusiaan yang dikenal pernah memimpin Orient Humanitarian Foundation, sebagai direktur proyek-proyek di dalam Suriah. Martini dijadwalkan akan segera tiba di Suriah untuk memulai tugas barunya memimpin sejumlah proyek ekonomi dan sosial.
Dalam bidang ketenagakerjaan, Aboud memutuskan memindahkan kantor perekrutan tenaga kerja dari luar negeri ke wilayah Suriah. Proses rekrutmen akan dilakukan melalui platform media sosial Orient News, sebagai cara mendekatkan proses seleksi kepada masyarakat lokal. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan memprioritaskan anak-anak revolusi Suriah dan korban ketidakadilan rezim lama dalam perekrutan tenaga kerja.
Pada sektor investasi strategis, Ghassan Aboud Group telah menyodorkan proposal pembangunan sebuah kawasan industri pangan modern di Idlib, dengan luas mencapai lima kilometer persegi. Proyek ini dirancang sebagai hub perdagangan, pengemasan, pengiriman, dan riset pertanian. Kawasan tersebut akan terhubung dengan pusat pangan dunia seperti Pasar Rungis di Paris dan Abu Dhabi Food Hub.
Selain itu, grup bisnis ini juga merancang pembangunan hotel berbintang dengan kapasitas 100 kamar di Kota Idlib dan empat resort di wilayah pegunungan sekitarnya. Langkah ini diproyeksikan dapat memacu pertumbuhan sektor pariwisata domestik yang selama ini nyaris mati akibat konflik panjang. Fasilitas penginapan tersebut diharapkan dapat menarik diaspora Suriah yang kembali, pebisnis asing, serta pelaku usaha lokal.
Tak berhenti di situ, Aboud menggagas proyek bernama “Autohub”, sebuah kawasan perdagangan otomotif terpadu seluas dua kilometer persegi yang akan menampung showroom mobil, pusat servis, hingga pasar onderdil. Kawasan ini dirancang menjadi sentra distribusi kendaraan untuk pasar Suriah utara dan wilayah sekitarnya.
Dalam pernyataannya, Ghassan Aboud menyatakan bahwa proyek-proyek tersebut tidak hanya bertujuan mencari keuntungan semata, tetapi juga membawa nilai kemanusiaan dan sosial. Ia menegaskan tidak akan memberi ruang bagi mantan pendukung rezim lama atau pihak-pihak yang terlibat pelanggaran HAM dalam proyek-proyek perusahaannya. Integritas, kata Aboud, adalah syarat utama bagi siapa pun yang ingin bergabung.
Aboud percaya bahwa perlawanan terhadap tirani tidak berhenti pada menggulingkan rezim lama, tetapi juga membangun peradaban baru di atas puing-puing lama. Ia berharap bisa menghadirkan alternatif ekonomi dan sosial yang jauh lebih bermartabat bagi masyarakat Suriah yang telah terlalu lama hidup dalam kekacauan.
Kembalinya Ghassan Aboud ke panggung ekonomi Suriah mendapat sorotan luas, baik dari kalangan diaspora maupun investor regional. Banyak yang melihat langkah ini sebagai indikasi perlahan pulihnya iklim bisnis di sebagian wilayah Suriah pasca-transisi politik yang belum sepenuhnya rampung.
Beberapa analis menilai bahwa investasi semacam ini berpotensi mempercepat pemulihan ekonomi di kawasan utara Suriah yang selama ini terisolasi. Selain menciptakan lapangan kerja, proyek-proyek itu diperkirakan mampu menggerakkan rantai pasok lokal, perdagangan antar kota, serta menarik kembali pebisnis diaspora yang sebelumnya menunggu situasi stabil.
Ghassan Aboud yang kini berusia 58 tahun dikenal sebagai sosok yang keras kepala namun konsisten dalam mempertahankan prinsipnya. Selama perang, ia aktif menyalurkan bantuan kemanusiaan ke wilayah-wilayah yang tidak dikuasai pemerintah, bahkan saat akses sangat terbatas. Orient Humanitarian Foundation yang didirikannya telah membantu jutaan pengungsi Suriah selama lebih dari 10 tahun terakhir.
Agama Ghassan Aboud sendiri diketahui Islam Sunni, namun ia dikenal moderat dan terbuka terhadap berbagai kalangan, termasuk etnis dan agama minoritas Suriah. Pandangannya yang egaliter menjadi salah satu alasan mengapa ia dihormati di kalangan revolusioner maupun masyarakat awam Suriah.
Dengan investasi barunya, Ghassan Aboud berharap bisa menciptakan ruang-ruang aman ekonomi bagi masyarakat sipil di tengah ketidakpastian politik yang masih membayangi negeri itu. Ia optimistis Suriah memiliki potensi besar untuk bangkit kembali asal dikelola oleh tangan-tangan yang bersih dan jujur.