News

terkaya

Diversifikasi Sistem Kesehatan Indonesia: Mungkinkah Menduplikasi Model India?

Titulo


Indonesia tengah menghadapi tantangan besar dalam sistem kesehatannya, terutama dalam memastikan akses layanan kesehatan yang merata dan terjangkau. Salah satu strategi yang mulai diperhitungkan adalah diversifikasi sistem kesehatan dengan mengadopsi pendekatan dari negara lain, seperti India. India telah berhasil mengembangkan sistem kesehatan yang mencakup berbagai metode pengobatan modern dan tradisional, seperti Unani, Ayurveda, dan Homeopathy, yang diakui secara resmi oleh pemerintah mereka.

Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar untuk mengikuti jejak India dalam mengintegrasikan pengobatan tradisional dengan sistem kesehatan modern. Salah satu bentuk pengobatan tradisional yang berkembang di Indonesia adalah Thibbun Nabawi, yang merupakan metode pengobatan berdasarkan ajaran Islam dan telah lama dipraktikkan oleh umat Muslim. Dalam konteks ini, peluang memasukkan Thibbun Nabawi ke dalam sistem pendidikan kesehatan, baik di pesantren maupun fakultas kedokteran Islam, menjadi semakin relevan.

Di India, sistem kesehatan tradisional telah diakui dan dikembangkan secara sistematis melalui berbagai institusi pendidikan dan penelitian. Pemerintah India bahkan memiliki Kementerian AYUSH (Ayurveda, Yoga & Naturopathy, Unani, Siddha, dan Homeopathy) yang bertugas mengelola dan mengembangkan praktik pengobatan tradisional secara profesional. Indonesia bisa mempelajari model ini untuk mengoptimalkan pengobatan berbasis Thibbun Nabawi dan pengobatan herbal lainnya.

Langkah pertama yang bisa diambil adalah memasukkan materi Thibbun Nabawi dalam kurikulum pesantren dan fakultas kedokteran Islam. Dengan demikian, para santri dan mahasiswa kedokteran dapat memahami metode penyembuhan ini secara lebih ilmiah dan terstruktur. Selain itu, penguatan riset tentang khasiat pengobatan berbasis herbal juga perlu dilakukan agar pengobatan ini dapat diterima oleh masyarakat luas dan diakui secara medis.

Saat ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mendorong produksi obat dalam negeri, termasuk obat herbal, yang potensinya mencapai Rp 300 triliun per tahun. Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menekankan pentingnya pengembangan obat-obatan asli Indonesia sebagai bagian dari kemandirian sektor kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa potensi ekonomi dari pengobatan tradisional sangat besar dan dapat menjadi salah satu pilar utama dalam pembangunan industri kesehatan nasional.

Kerja sama antara BPOM dan Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produksi obat asli Indonesia menjadi momentum penting bagi pengembangan pengobatan berbasis Thibbun Nabawi. Banyak tanaman obat yang telah terbukti memiliki manfaat kesehatan dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai bagian dari pengobatan berbasis sunnah ini.

Selain memasukkan Thibbun Nabawi ke dalam kurikulum pendidikan, Indonesia juga berpeluang membangun rumah kesehatan berbasis pengobatan Islam. Rumah kesehatan ini dapat menjadi pusat pelayanan medis yang menggabungkan pengobatan modern dengan metode Thibbun Nabawi. Konsep ini tidak hanya akan memberikan alternatif bagi masyarakat yang ingin mendapatkan perawatan berbasis sunnah, tetapi juga dapat menarik wisatawan medis dari negara-negara Muslim lainnya.
Beberapa metode dalam Thibbun Nabawi, seperti terapi bekam (hijamah), penggunaan madu dan habbatussauda, serta ruqyah syar’iyyah, telah terbukti memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. Dengan adanya rumah kesehatan yang mengadopsi metode ini, pasien akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih beragam dan sesuai dengan nilai-nilai keislaman.

Pemerintah dapat berperan aktif dalam mendukung pengembangan rumah kesehatan berbasis Thibbun Nabawi dengan memberikan regulasi yang jelas dan dukungan fasilitas. Jika dikelola dengan baik, rumah kesehatan ini dapat menjadi bagian dari sistem layanan kesehatan nasional dan berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Di sisi lain, pengembangan farmasi berbasis Thibbun Nabawi juga harus didukung dengan riset dan sertifikasi yang ketat agar bisa diterima dalam dunia medis. BPOM dapat bekerja sama dengan universitas dan lembaga riset untuk memastikan bahwa obat-obatan herbal yang dihasilkan memiliki standar yang sesuai dengan kaidah ilmiah dan aman dikonsumsi masyarakat.

India telah membuktikan bahwa pengobatan tradisional dapat dikembangkan secara profesional tanpa mengesampingkan ilmu kedokteran modern. Dengan regulasi yang jelas dan dukungan dari berbagai pihak, Indonesia juga memiliki peluang untuk mengembangkan sistem kesehatan yang lebih beragam dan inklusif, termasuk dengan mengakui Thibbun Nabawi sebagai bagian dari sistem kesehatan nasional.

Dalam jangka panjang, jika Indonesia serius dalam mengadopsi model India, maka bukan tidak mungkin akan lahir rumah sakit, klinik, dan pusat riset khusus Thibbun Nabawi yang dikelola secara profesional. Hal ini tidak hanya akan memberikan manfaat kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi yang besar dalam industri kesehatan berbasis pengobatan Islam.

Selain itu, keberadaan Thibbun Nabawi dalam sistem pendidikan kesehatan dapat membuka lapangan kerja baru bagi tenaga medis yang ingin mendalami pengobatan Islam. Dengan adanya pendidikan formal tentang Thibbun Nabawi, tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, dan bidan dapat memiliki kompetensi tambahan dalam memberikan layanan yang lebih holistik kepada pasien.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat berbasis alami dan Islami, pengobatan berbasis Thibbun Nabawi diprediksi akan semakin berkembang. Dengan dukungan regulasi dan pengembangan industri yang tepat, metode ini bisa menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia.

Namun, tantangan yang dihadapi dalam mengadopsi sistem ini juga tidak sedikit. Salah satunya adalah masih adanya stigma terhadap pengobatan tradisional yang dianggap kurang ilmiah. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan edukatif kepada masyarakat dan dunia medis agar Thibbun Nabawi dapat diterima secara luas.

Pemerintah, akademisi, dan praktisi kesehatan harus bekerja sama dalam memastikan bahwa pengobatan berbasis Thibbun Nabawi dapat dikembangkan secara profesional tanpa meninggalkan standar medis yang berlaku. Dengan adanya regulasi yang mendukung, potensi pengobatan ini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan kesehatan masyarakat.

Ke depan, jika Thibbun Nabawi dapat diintegrasikan dalam sistem kesehatan nasional, Indonesia bisa menjadi pelopor dalam pengembangan pengobatan Islam di dunia. Hal ini tidak hanya akan memberikan manfaat kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat kesehatan Islam global.

Dengan potensi ekonomi yang besar dari industri obat herbal dan dukungan dari berbagai pihak, diversifikasi sistem kesehatan Indonesia melalui pendekatan seperti yang dilakukan India bukanlah sesuatu yang mustahil. Justru, inilah saat yang tepat bagi Indonesia untuk mengambil langkah konkret dalam mewujudkan sistem kesehatan yang lebih inklusif dan berdaya saing tinggi.

Dibuat oleh AI
Powered by Blogger.