Jakarta, Indonesia – Dunia penerbangan militer kembali dihebohkan dengan kemunculan konsep pesawat tempur generasi keenam dari Iran, Sofreh Mahi. Konsep ini menarik perhatian karena memiliki kemiripan dengan proyek pesawat tempur J-36 yang sedang dikembangkan. Kesamaan ini memicu spekulasi tentang potensi kolaborasi atau transfer teknologi antara kedua negara.
Sofreh Mahi, yang dalam bahasa Persia berarti "Ikan Pari," menampilkan desain sayap delta yang unik dan futuristik.
Desain ini diklaim mampu memberikan kemampuan siluman dan manuver yang tinggi. Konsep ini juga dilengkapi dengan sensor canggih dan sistem persenjataan mutakhir.
Di sisi lain, proyek J-36 juga mengusung konsep pesawat tempur generasi keenam dengan desain yang serupa. Kedua pesawat ini memiliki kesamaan dalam hal bentuk sayap, konfigurasi mesin, dan integrasi sensor. Kesamaan ini menimbulkan pertanyaan tentang asal-usul teknologi yang digunakan.
Beberapa analis menduga bahwa Iran mungkin telah memperoleh akses ke teknologi pesawat tempur generasi keenam melalui kolaborasi dengan negara lain. Namun, ada juga kemungkinan bahwa Iran mengembangkan konsep Sofreh Mahi secara mandiri, berdasarkan penelitian dan pengembangan dalam negeri.
Kemiripan antara J-36 dan Sofreh Mahi menunjukkan bahwa kedua negara memiliki ambisi yang sama untuk mengembangkan pesawat tempur generasi keenam. Pesawat-pesawat ini diharapkan dapat memberikan keunggulan udara yang signifikan di kawasan Asia.
Namun, pengembangan pesawat tempur generasi keenam bukanlah tugas yang mudah. Teknologi yang dibutuhkan sangat kompleks dan mahal. Kedua negara perlu bekerja keras untuk mewujudkan ambisi mereka.
Jika Iran dan negara lain berhasil mengembangkan Sofreh Mahi, pesawat ini akan menjadi pesaing serius bagi pesawat tempur generasi keenam lainnya di dunia. Hal ini dapat mengubah peta kekuatan udara di kawasan Asia.
Namun, keberhasilan proyek ini juga bergantung pada kemampuan Iran untuk mengatasi tantangan teknologi dan keuangan. Negara ini perlu berinvestasi besar-besaran dalam penelitian dan pengembangan.
Selain itu, Iran juga perlu membangun infrastruktur pendukung yang memadai, seperti fasilitas produksi dan pemeliharaan. Tanpa infrastruktur yang kuat, pesawat tempur generasi keenam tidak akan dapat dioperasikan secara efektif.
Kemunculan konsep Sofreh Mahi dan kemiripannya dengan J-36 menunjukkan bahwa Iran memiliki potensi untuk menjadi pemain penting dalam industri penerbangan militer. Namun, negara ini perlu mengatasi berbagai tantangan untuk mewujudkan ambisinya.
Masyarakat internasional akan terus memantau perkembangan proyek Sofreh Mahi. Pesawat ini dapat memiliki implikasi yang signifikan bagi keamanan dan stabilitas kawasan Asia.
Dalam konteks ini, dialog dan kerja sama internasional sangat penting. Negara-negara di kawasan Asia perlu bekerja sama untuk mencegah perlombaan senjata dan membangun perdamaian yang langgeng.