News

terkaya

Para Miliarder Aceh: Siapa yang Paling Kaya dalam Sejarah Kerajaan dan Bisnis Aceh?

Titulo

Aceh, dengan sejarahnya yang kaya, memiliki sejumlah tokoh yang sangat berpengaruh dalam perekonomian, baik dalam pemerintahan kerajaan maupun dunia bisnis. Dari Sultan-sultan yang memerintah Kerajaan Aceh Darussalam, hingga tokoh bisnis terkaya pada era modern, wilayah ini memiliki berbagai sosok kaya yang tercatat dalam sejarah. Dalam artikel ini, kita akan mengulas siapa yang paling kaya dalam sejarah Aceh, dimulai dari para sultan yang memimpin kerajaan ini hingga pengusaha sukses.

Sultan Mahmud Malik Az-Zahir adalah salah satu sosok yang layak disebut sebagai salah satu yang terkaya dalam sejarah Aceh. Memerintah pada abad ke-14, Sultan Mahmud memimpin Samudra Pasai, kerajaan yang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di dunia. Keberhasilan Sultan Mahmud dalam menguasai perdagangan lada dan rempah lainnya membuat Aceh menjadi pusat ekonomi yang sangat kaya pada masanya. Kekayaan kerajaan pada masa pemerintahannya, yang bisa mencapai puluhan juta dolar dalam nilai sekarang, mencerminkan betapa besar kekuatan ekonomi yang dimiliki Aceh saat itu. Perkiraan kekayaan Sultan Mahmud Malik Az-Zahir diperkirakan mencapai sekitar $50 juta hingga $200 juta USD, jika dihitung berdasarkan pendapatan dari perdagangan rempah-rempah dan kekayaan kerajaan pada masa itu.

Sultan Iskandar Muda, yang memerintah pada abad ke-17, juga dikenal sebagai salah satu pemimpin terkaya dalam sejarah Aceh. Pada masa pemerintahannya, Aceh tidak hanya kaya akan hasil bumi dan rempah-rempah, tetapi juga merupakan kerajaan maritim yang kuat. Sultan Iskandar Muda memperkuat ekonomi kerajaan dengan meningkatkan perdagangan dan menjadikan Aceh sebagai pusat distribusi utama rempah-rempah di dunia. Dengan strategi perdagangan yang efektif dan penguasaan jalur perdagangan internasional, Sultan Iskandar Muda memperkaya Aceh dan kerajaannya. Kekayaan kerajaan Aceh pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda diperkirakan mencapai lebih dari $200 juta USD pada nilai saat ini, menjadikannya salah satu yang paling kaya dalam sejarah.

Sementara itu, di luar dunia kesultanan, Habib Bugak Al-Ashi adalah sosok pengusaha Aceh yang dikenal sangat kaya. Habib Bugak dikenal sebagai seorang pengusaha besar di bidang perkebunan dan perdagangan. Pada masa kolonial, ia berhasil mengumpulkan kekayaan yang luar biasa dari bisnis kelapa sawit dan komoditas lainnya. Habib Bugak adalah contoh sukses dari para pedagang yang memanfaatkan kekayaan alam Aceh untuk meraih sukses besar. Kekayaannya diperkirakan mencapai sekitar $50 juta USD pada masanya, yang menjadikannya salah satu pengusaha terkaya di Aceh pada era tersebut.
Syarif Husein bin Abdurrahman al-Aidid, seorang keturunan keluarga Arab Hadhrami yang terkenal, juga termasuk dalam jajaran tokoh terkaya di Aceh. Sebagai seorang pengusaha dan pebisnis sukses, Syarif Husein dikenal karena keahliannya dalam mengelola usaha perdagangan, termasuk di sektor perkebunan dan pertanian. Ia memiliki banyak usaha yang tersebar di Aceh dan Pulau Pinang (Penang, Malaysia) dan beberapa daerah lainnya, yang membuat kekayaannya mencapai puncak pada masa pemerintahannya. Kekayaan Syarif Husein diperkirakan mencapai sekitar $30 juta hingga $50 juta USD.

Sosok Lebai Daffa juga sangat berpengaruh di Aceh, baik dalam dunia agama maupun bisnis. Meskipun lebih dikenal sebagai seorang tokoh agama, Lebai Daffa juga dikenal kaya raya berkat usahanya dalam berbagai bidang, termasuk perdagangan dan pemberdayaan masyarakat. Kekayaannya berasal dari pengelolaan tanah dan berbagai usaha yang mendukung kesejahteraan masyarakat sekitar. Perkiraan kekayaan Lebai Daffa diperkirakan mencapai $20 juta USD, mengingat pengaruhnya yang besar di Aceh dan sektor ekonomi yang dikendalikan.

Dalam sejarah Aceh modern, Teuku Markam menjadi sosok terkaya asal Aceh pada era pemerintahan Presiden Soekarno. Teuku Markam mengumpulkan kekayaan dari bisnis impor mobil, plat baja, dan senjata. Bisnis yang dijalankannya membuatnya menjadi salah satu pengusaha terkemuka pada era itu. Bahkan, ia menyumbangkan 28 kg emas yang diletakkan di puncak Monas Jakarta sebagai simbol kontribusinya bagi negara. Kekayaan Teuku Markam diperkirakan mencapai $500 juta USD pada puncak karirnya, menjadikannya salah satu tokoh terkaya dalam sejarah Aceh pada abad ke-20.

Kemudian, ada Ibrahim Risjad, yang juga merupakan salah satu orang terkaya asal Aceh pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Dengan kekayaan yang diperkirakan mencapai USD469 juta, Ibrahim Risjad berhasil masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia pada tahun 1968 hingga 1973. Keberhasilannya berkat pendidikan yang ia peroleh di Amerika Serikat, yang memberinya wawasan untuk mengembangkan bisnis dan kekayaan di Indonesia, menjadikannya salah satu tokoh bisnis terkemuka asal Aceh.

Puncak kekayaan Aceh di bawah pemerintahan sultan-sultan seperti Sultanah Nahrasiyah dan Sultan Zain Al-‘Abidin juga tidak bisa diabaikan. Meskipun mereka memiliki kekayaan yang signifikan berkat kontrol atas jalur perdagangan strategis, puncak kekayaan kerajaan Aceh dicapai pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda dan Sultan Mahmud Malik Az-Zahir, yang memimpin kerajaan ini pada masa kejayaannya.

Pada akhirnya, siapa yang paling kaya di antara mereka bergantung pada perspektif dan aspek mana yang dilihat. Dari perspektif pemerintahan, Sultan Iskandar Muda dan Sultan Mahmud Malik Az-Zahir dapat dianggap sebagai yang paling kaya berkat kekayaan kerajaan Aceh yang mengalir dari perdagangan internasional. Namun, dalam dunia bisnis modern, nama seperti Teuku Markam dan Ibrahim Risjad adalah yang menonjol.

Kekayaan-kekayaan yang terakumulasi oleh tokoh-tokoh ini menunjukkan bagaimana Aceh, baik pada masa kejayaan kerajaan maupun di era modern, selalu menjadi wilayah dengan potensi ekonomi yang luar biasa. Kekayaan yang dimiliki oleh para pemimpin kerajaan maupun pebisnis Aceh membuktikan bahwa Aceh tidak hanya kaya secara budaya dan sejarah, tetapi juga dalam hal perekonomian.

Dibuat oleh AI
Powered by Blogger.