News

terkaya

Melihat Gurita Bisnis Aga Khan V di Seluruh Dunia

Titulo


Lisbon, Portugal, menjadi saksi sejarah bagi komunitas Muslim Ismailiyah di seluruh dunia dengan penobatan Aga Khan V dalam sebuah upacara sakral di Diwan Imamat Ismailiyah. Acara ini dihadiri oleh ribuan warga Ismailiyah dari berbagai jamatkhana—pusat keagamaan mereka—yang datang dari berbagai negara. Penobatan ini menjadi momen penting dalam kesinambungan kepemimpinan spiritual dan sosial bagi komunitas Syiah Ismailiyah yang telah eksis selama lebih dari seribu tahun.

Aga Khan V resmi menggantikan Aga Khan IV, yang telah memimpin komunitas ini selama puluhan tahun dengan berbagai inisiatif kemanusiaan, pendidikan, dan ekonomi. Sebagai Imam ke-50 dalam garis keturunan yang diklaim berasal dari Nabi Muhammad melalui Sayidina Ali dan Fatimah, peran Aga Khan tidak hanya bersifat keagamaan tetapi juga mencakup bidang pembangunan sosial dan ekonomi.

Gelar Aga Khan diberikan pertama sekali oleh pemerintah Persia (Iran) ke Imam Hasan Ali Shah, Gubernur Kerman yang lahir tahun 1804 di Kahak dari ayah bernama Shah Khalil Allah yang menjadi Imam Syiah Nizari Ismailiyah yang ke-45.

Keturunanya meneruskan gelar Aga Khan meski masih meneruskan gelar Imam Syiahnya.

Keberadaan pusat Imamat Ismailiyah di Lisbon bukan tanpa alasan. Pada tahun 2015, Portugal secara resmi menjalin kesepakatan dengan Aga Khan IV untuk menjadikan Lisbon sebagai pusat administratif dan diplomatik Imamat Ismailiyah. Langkah ini memperkuat hubungan antara komunitas Ismailiyah dan pemerintah Portugal, yang memberikan status hukum khusus bagi lembaga ini.

Sejarah hubungan antara komunitas Syiah Ismailiyah dan Portugal sebenarnya memiliki akar yang lebih dalam, khususnya pada era Andalusia. Pada abad pertengahan, Dinasti Fatimiyah yang beraliran Ismailiyah memiliki pengaruh luas di kawasan Mediterania, termasuk di Semenanjung Iberia. Ketika Reconquista berlangsung dan umat Muslim terusir dari Andalusia, banyak komunitas Muslim, termasuk Ismailiyah, mencari perlindungan di wilayah lain, termasuk di dunia Islam Timur dan bahkan ke Eropa.

Sebagai catatan, Dinasti Fatimiyah berfaham Ismailiyah di Mesir pernah mengirimkan armada Angkatan Lautnya ke Nusantara dan kisahnya ada pada beberapa kesultanan awal di Aceh begitu juga penerusnya di Mesir Dinasti Ayubiyah. Peninggalan Fatimiyah juga ditemukan di perairan Cirebon.


Selain faktor sejarah, Portugal juga menjadi pilihan strategis karena posisinya yang netral dalam politik global serta kemudahan akses ke berbagai wilayah dunia tempat komunitas Ismailiyah bermukim, seperti Afrika Timur, Asia Selatan, dan Amerika Utara. Portugal memberikan perlindungan diplomatik yang kuat kepada Imamat Ismailiyah, memungkinkan organisasi ini untuk menjalankan program-program kemanusiaannya tanpa tekanan politik yang signifikan.



Di bawah kepemimpinan Aga Khan, komunitas Ismailiyah telah membangun jaringan ekonomi dan filantropi yang luas. Aga Khan Development Network (AKDN), yang didirikan oleh Aga Khan IV, menjadi salah satu organisasi pembangunan swasta terbesar di dunia. AKDN memiliki proyek di berbagai sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, infrastruktur, serta pengembangan ekonomi di banyak negara.

Di Afrika Timur, AKDN mengelola jaringan sekolah, rumah sakit, dan proyek ekonomi di Kenya, Tanzania, dan Uganda. Jaringan pendidikan Aga Khan University (AKU) memiliki kampus di beberapa negara dan menjadi institusi pendidikan yang diakui secara internasional. Sementara di Asia Selatan, khususnya Pakistan dan India, Aga Khan Foundation telah mendukung berbagai inisiatif dalam pemberdayaan masyarakat miskin.


Indonesia juga menjadi salah satu negara di mana AKDN memiliki jejak bisnis dan sosial. Beberapa program pembangunan komunitas telah dilakukan, terutama dalam sektor pendidikan dan kesehatan. Meskipun komunitas Ismailiyah di Indonesia tidak sebesar di negara lain, AKDN tetap aktif dalam program bantuan dan pengembangan sosial.

Di Eropa dan Amerika Utara, jaringan bisnis dan filantropi Aga Khan mencakup sektor perbankan, media, hingga pariwisata mewah. Aga Khan Fund for Economic Development (AKFED) memiliki investasi di berbagai industri, termasuk perhotelan kelas atas, layanan keuangan, dan energi berkelanjutan. Beberapa hotel bintang lima di Eropa dan Asia merupakan bagian dari jaringan bisnis Aga Khan.

Salah satu proyek kontroversial yang menarik perhatian dunia adalah keterlibatan AKDN di Afghanistan setelah Taliban kembali berkuasa pada tahun 2021. Meskipun banyak organisasi internasional menarik diri, Aga Khan Foundation tetap menjalankan proyek kemanusiaan di negara tersebut, khususnya dalam bidang kesehatan dan pendidikan. AKDN bekerja sama dengan pemerintah Taliban dalam menyediakan layanan kesehatan di daerah terpencil dan membangun kembali infrastruktur yang hancur akibat konflik berkepanjangan.

Keterlibatan AKDN di Afghanistan bukanlah hal baru. Sejak dekade 1990-an, organisasi ini telah aktif dalam berbagai proyek pembangunan di negara tersebut, termasuk pendirian sekolah dan rumah sakit di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Meskipun Taliban memiliki pandangan konservatif terhadap Islam, mereka tetap mengizinkan AKDN beroperasi karena manfaat langsung yang diberikan kepada masyarakat.

Hubungan antara komunitas Ismailiyah dan kelompok-kelompok politik di dunia Muslim sering kali bersifat pragmatis. Meskipun secara teologis berbeda dengan mayoritas Sunni dan Syiah Ja’fari, Ismailiyah telah mampu mempertahankan keberadaannya dengan menjalin hubungan strategis dengan berbagai rezim di berbagai negara.

Penobatan Aga Khan V di Lisbon menjadi simbol kesinambungan kepemimpinan dalam komunitas Ismailiyah. Meskipun jumlah pengikutnya tidak sebanyak cabang-cabang Islam lainnya, Ismailiyah memiliki pengaruh yang luas dalam dunia filantropi, bisnis, dan politik global.

 Dengan jaringan ekonomi yang kuat dan pendekatan diplomasi yang cermat, Aga Khan V diharapkan dapat melanjutkan peran ayahnya dalam mengembangkan komunitasnya sekaligus berkontribusi dalam pembangunan dunia.



Masa depan Imamat Ismailiyah di bawah Aga Khan V akan ditentukan oleh bagaimana ia menavigasi tantangan global, termasuk ketegangan geopolitik, perubahan ekonomi, serta hubungan dengan berbagai pemerintahan. Namun, dengan warisan organisasi yang sudah mapan, komunitas Ismailiyah tetap memiliki posisi yang unik dalam dunia Islam dan dunia internasional.

Bagi Portugal, keberadaan pusat Imamat Ismailiyah di Lisbon memberikan keuntungan diplomatik dan ekonomi. Portugal semakin dikenal sebagai pusat dialog lintas budaya dan agama, sementara komunitas Ismailiyah mendapatkan perlindungan hukum serta akses ke jaringan internasional yang lebih luas.

Dengan penobatan Aga Khan V, komunitas Ismailiyah memasuki babak baru dalam sejarahnya. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, keberlanjutan jaringan bisnis dan filantropi yang telah dibangun selama ini menjadi modal utama bagi kepemimpinan baru dalam melanjutkan visi pembangunan global yang telah dirintis oleh pendahulunya.

Siapa Keturunan Nabi Muhammad Terkaya di Dunia? 

Dalam dunia Islam, beberapa pemimpin terkemuka mengklaim sebagai keturunan Nabi Muhammad. Di antara mereka, beberapa memiliki kekayaan luar biasa yang berasal dari berbagai sumber, termasuk kepemilikan bisnis, kendali atas sumber daya negara, serta donasi dari para pengikut mereka. Nama-nama seperti Aga Khan IV, Raja Maroko Mohammed VI, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Raja Yordania Abdullah II, pemimpin Dawoodi Bohra Mufaddal Saifuddin, dan pemimpin Houthi Abdul-Malik al-Houthi masuk dalam daftar tokoh Muslim berpengaruh dengan kekayaan yang besar.

Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei menjadi sosok dengan kekayaan terbesar, diperkirakan mencapai 30 miliar dolar AS. Sebagai pemimpin monarki absolut di Brunei, ia mengendalikan langsung cadangan minyak dan gas negara yang menjadi sumber utama kekayaan kerajaan. Meskipun begitu, kekayaannya tidak sepenuhnya bersifat pribadi karena banyak terikat dengan aset negara. Gaya hidup mewahnya, termasuk koleksi mobil langka dan istana terbesar di dunia, menjadi simbol kekuatan ekonominya.

Aga Khan IV, pemimpin spiritual komunitas Syiah Ismailiyah, memiliki kekayaan yang diperkirakan mencapai 13 miliar dolar AS. Tidak seperti penguasa monarki, kekayaan Aga Khan bersumber dari jaringan bisnis globalnya, terutama melalui Aga Khan Development Network (AKDN). Organisasi ini bergerak di sektor keuangan, pariwisata, pendidikan, dan kesehatan, dengan investasi di berbagai negara. Salah satu bisnisnya yang terkenal adalah jaringan hotel mewah, termasuk Serena Hotels, serta kepemilikan kuda pacuan yang bernilai jutaan dolar. Dengan pengaruh globalnya, Aga Khan dikenal sebagai salah satu pemimpin Muslim paling kaya dan mandiri secara finansial.

Raja Mohammed VI dari Maroko berada di posisi berikutnya dengan kekayaan yang diperkirakan mencapai 8,2 miliar dolar AS. Sebagai kepala negara Maroko, ia mengendalikan Société Nationale d'Investissement (SNI), sebuah konglomerat yang memiliki saham di berbagai sektor, termasuk perbankan, pertambangan, energi, dan real estate. Selain itu, Maroko merupakan salah satu negara dengan cadangan fosfat terbesar di dunia, yang juga menjadi salah satu sumber utama kekayaannya.

Raja Abdullah II dari Yordania memiliki kekayaan yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan para pemimpin Muslim lainnya, dengan estimasi sekitar 750 juta hingga 1 miliar dolar AS. Sebagai pemimpin dari Dinasti Hashemite, yang juga mengklaim garis keturunan langsung dari Nabi Muhammad, ia memiliki berbagai properti di luar negeri, termasuk di AS dan Inggris. Kekayaannya banyak berasal dari investasi pribadi serta bantuan keuangan dari negara-negara sekutu seperti Amerika Serikat dan Arab Saudi.

Di sisi lain, pemimpin komunitas Dawoodi Bohra, Mufaddal Saifuddin, juga memiliki pengaruh besar dalam komunitasnya dengan perkiraan kekayaan mencapai 500 juta hingga 1 miliar dolar AS. Sebagai Dai al-Mutlaq, ia menerima dana dari pengikutnya dalam bentuk donasi keagamaan dan pengelolaan aset komunitas yang mencakup real estate dan lembaga keuangan. Kekayaannya lebih bersifat komunitas dibandingkan pribadi, tetapi tetap memberikan pengaruh besar dalam ekonomi dan kehidupan sosial pengikutnya.

Pemimpin Houthi, Abdul-Malik al-Houthi, juga termasuk dalam daftar ini, meskipun kekayaannya berasal dari sumber yang berbeda. Diperkirakan memiliki aset senilai 500 juta hingga 1 miliar dolar AS, ia menguasai berbagai sumber daya di wilayah yang dikendalikan Houthi di Yaman. Selain mendapatkan dukungan finansial dari Iran, kelompok Houthi juga menguasai pendapatan dari pajak lokal, perdagangan senjata, dan penyelundupan minyak.

Dari daftar ini, Sultan Hassanal Bolkiah adalah yang terkaya, tetapi kekayaannya sangat terikat dengan negara. Sementara itu, Aga Khan IV menjadi pemimpin Muslim terkaya yang memiliki kendali penuh atas kekayaannya, dengan bisnis yang tersebar di berbagai benua. Raja Maroko dan Raja Yordania juga memiliki aset besar, tetapi sebagian besar bersumber dari kepemilikan negara.

Keunikan dari perbandingan ini adalah bagaimana sumber kekayaan para pemimpin Muslim ini sangat bervariasi, mulai dari kendali atas sumber daya alam, jaringan bisnis global, hingga dukungan dari pengikut agama mereka. Meskipun demikian, pengaruh mereka tidak hanya diukur dari jumlah kekayaan, tetapi juga dari peran mereka dalam politik, ekonomi, dan kehidupan sosial umat Islam di berbagai belahan dunia.

Masa depan kepemimpinan para keturunan Nabi Muhammad ini akan sangat dipengaruhi oleh dinamika global, terutama di bidang ekonomi dan politik. Di tengah persaingan dunia yang semakin kompleks, cara mereka mengelola kekayaan dan pengaruhnya akan menentukan bagaimana mereka terus mempertahankan posisi mereka dalam dunia Islam dan internasional.

Dibuat oleh AI

Powered by Blogger.