Kabupaten Aceh Singkil, sebuah wilayah yang terletak di pesisir barat daya Aceh, menyimpan kekayaan sejarah yang tersembunyi dalam jejak kerajaan-kerajaan kecil yang pernah berjaya. Sejarah mencatat bahwa wilayah ini pernah berada di bawah pengaruh Kesultanan Aceh Darussalam, di mana sultan memberikan pengukuhan terhadap kerajaan-kerajaan kecil yang dikenal sebagai "Raja Sinambelas" (Raja 16).
Kerajaan Sinambelas ini, meskipun berada di bawah naungan Kesultanan Aceh, memiliki otonomi dalam menjalankan pemerintahan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah Singkil pada masa itu memiliki struktur pemerintahan yang kompleks dan terorganisir.
Seiring berjalannya waktu, kerajaan-kerajaan kecil ini tumbuh dan berkembang di sekitar sungai Simpang Kanan dan Simpang Kiri. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut, terdapat Kerajaan Jantan Arus, Kerajaan Bajar Pintor, Kerajaan Betahpe, Kerajaan Kehing, Kerajaan Raba, Kerajaan Uhuk Latar, dan Kerajaan Huta Batu.
Menurut catatan sejarah, kerajaan-kerajaan kecil ini pernah tunduk kepada Kerajaan Pagaruyung Minangkabau. Ketika putra Maharaja Minangkabau menikah dengan putri Aceh, wilayah Simpang Kanan dan Simpang Kiri dijadikan mas kawin, sehingga kerajaan-kerajaan tersebut berada di bawah kekuasaan Aceh.
Penobatan raja-raja di wilayah kekuasaan Aceh dilakukan langsung oleh Sultan Aceh dalam sebuah upacara dengan Surakata dan Keris kebesaran (Bawar). Di Singkil Hulu, terbentuklah kerajaan-kerajaan kecil yang disebut "Raja Sinambelas", yang terbagi menjadi wilayah Simpang Kanan dan Simpang Kiri.
Wilayah Simpang Kanan terdiri dari Raja Tanjung Mas, Raja Surau, Raja Selatong, Raja Ujung Limus, Penghulu Pakiraman, Penghulu Simsim, Penghulu Rantau Panjang, Penghulu Tanah Merah, Kejeruen Sarasah, O.K. Balau Punaga, dan Saping. Sementara itu, wilayah Simpang Kiri terdiri dari Raja Tualang, Raja Kota Baru, Raja Pasir Belo, Raja Binanga, Penghulu Belegen, Penghulu Kumbi, Penghulu Batu-batu, Penghulu Longkip, dan Penghulu Samar Dua serta kisah Raja Singkil Lebai Daffa.
Belajar dari Keberhasilan Keemiran di UAE
Kisah sukses keemiran di Uni Emirat Arab (UAE) dapat menjadi inspirasi bagi kerajaan-kerajaan kecil di Singkil. UAE, yang dulunya merupakan wilayah yang terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil yang saling bersaing, kini telah menjelma menjadi negara maju dengan perekonomian yang kuat.
Salah satu kunci keberhasilan UAE adalah kemampuan mereka untuk bersatu dan bekerja sama. Meskipun masing-masing keemiran memiliki otonomi, mereka tetap menjalin hubungan yang erat dan saling membantu dalam berbagai bidang.
Kerajaan-kerajaan di Singkil dapat meniru model kerjasama ini dengan membentuk sebuah wadah atau forum yang memungkinkan mereka untuk saling berdiskusi, bertukar informasi, dan merencanakan pembangunan bersama.
Selain itu, kerajaan-kerajaan di Singkil juga dapat belajar dari UAE dalam hal pengelolaan sumber daya alam baik dengan mendirkan Badan Usaha Milik Kerajaan (BUMK) yang bisa bekerja sama dengan BUMNdes dan BUMD Kabupaten Aceh Singkil maupun provinsi
UAE berhasil memanfaatkan kekayaan minyak dan gas mereka untuk membangun infrastruktur modern, mengembangkan sektor pariwisata, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Singkil memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, seperti hasil laut, hasil hutan, dan lahan pertanian. Dengan pengelolaan yang baik, sumber daya alam ini dapat menjadi modal untuk membangun perekonomian yang kuat dan berkelanjutan.
Pendidikan dan inovasi juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan UAE. Kerajaan-kerajaan di Singkil dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan mendorong inovasi di berbagai bidang, seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata.
Dengan meneladani semangat persatuan, kerjasama, dan inovasi dari keemiran di UAE, kerajaan-kerajaan di Singkil dapat bangkit kembali dan mencapai kemajuan yang signifikan.
Pentingnya Kerjasama dan Persatuan
Sejarah kerajaan-kerajaan di Singkil menunjukkan bahwa wilayah ini memiliki potensi besar untuk berkembang. Dengan belajar dari kisah sukses keemiran di UAE dan menjalin kerjasama yang erat, kerajaan-kerajaan di Singkil dapat membangun masa depan yang lebih cerah.
Kerjasama antar kerajaan, didukung dengan hubungan baik dengan tokoh agama seperti lebai daffa dari beureun, akan sangat penting untuk kemajuan di daerah singkil.